Rabu, 26 Mei 2010

Rambu-rambu Ikhtiar dalam Islam

Rambu-rambu Ikhtiar dalam Islam  

diambil dari : http://www.ghoibruqyah.com/index.php/Bahasan/Rambu-rambu-Ikhtiar-dalam-Islam.html

Rambu-rambu Ikhtiar dalam Islam
 
 
Ikhtiar yang bermakna usaha adalah merupakan bagian dari perintah agama. Allah berfirman, "Wahai para Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui atas apa yang kamu lakukan". (QS. Al-Mukminun: 51). Dan segala sesuatu ada aturan mainnya termasuk ikhtiar. Dalam sebuah kaidah dikatakan: Al-ghoyatu la tubarrirul wasilah, artinya: Untuk meraih suatu tujuan tidak boleh menghalalkan segala cara. Berikut rambu-rambu ikhtiar dalam Islam : 

1. Keikhlasan Niat Saja Tidak Cukup

Banyak orang bilang dalam berusaha yang penting niatnya baik, apapun yang kita lakukan harus diikuti niat yang ikhlas. Memang Rasulullah sendiri telah menyatakan dalam satu haditsnya, "'Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. " (HR.Bukhari-Muslim). Tapi dalam hadits yang lain Rasulullah juga menyatakan, "Barangsiapa mengerjakan suatu amalan (perbuatan) yang bukan berdasarkan perintah kami, maka ia tertolak. " (HR. Muslim).

Jadi, agar perbuatan baik atau ikhtiar kita diterima oleh Allah dan mendapatkan pahala dari-Nya, harus memenuhi dua syarat mutlak. Yaitu niat yang ikhlas dan sesuai dengan syariat Islam. Niat yang ikhlas saja tidak cukup, bila kita ingin apa yang kita ikhtiarkan diterima oleh Allah dan diridhoi-Nya. Begitu juga cara kita berikhtiar, walaupun sudah sesuai dengan syariat Islam, tapi tidak disertai niat yang ikhlas dalam melaksanakannya, niscaya Allah akan menolaknya.

Pergi ke dukun untuk mencari solusi dari segala macam permasalahan yang kita hadapi, bukanlah termasuk usaha yang dibenarkan oleh syariat Islam, kendati pun kita niatkan dengan niat yang setulus-tulusnya dan seikhlas-ikhlasnya. Karena kedatangan kita ke tempat praktik perdukunan itu sendiri telah melanggar syariat Islam. Keikhlasan niat atau baiknya tujuan tidak akan merubah suatu yang maksiat menjadi ibadah, atau suatu yang haram menjadi halal. Karena Rasulullah telah melarang kita untuk mendatangi dukun, "Janganlah kalian mendatangi dukun". (HR. Bukhari).

Larangan ini disampaikan Rasulullah untuk memberitahukan kepada umatnya, bahwa berikhtiar melalui dukun bukanlah termasuk ikhtiar yang dibenarkan alias haram hukumnya. Dalam riwayat lain, lebih keras lagi Rasulullah mengancam mereka yang memanfaatkan jasa perdukunan, "Barangsiapa yang mendatangi dukun, lalu membenarkan apa yang mereka katakan, maka ia telah inkar (kufur) terhadap apa telah diturunkan kepada Nabi Muhammad (al-Qur'an dan al-Hadits)." (HR.Ahmad dan dishahihkan oleh al-Alban).

 

2. Bersih dari Kesyirikan

Orang yang mati dalam keadaan musyrik dan belum bertaubat, maka Allah tidak akan mengampuni dosanya dan mengharamkan baginya untuk masuk Surga. Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selainnya bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, berarti sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (An-Nisa': 48). Dalam ayat yang lain Allah berfirman, " Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, niscaya Allah mengharamkan baginya Surga dan tempat baginya adalah Neraka." (Al-Maidah: 72).

Pergi ke dukun untuk mendapatkan jalan keluar dari berbagai macam problema kehidupan, berarti melakukan ikhtiar yang mengandung syirik. Walaupun kita tetap berkeyakinan bahwa hanya Allah sebagai Penolong atau Penyembuh. Karena kenyataannya, tidaklah para dukun itu memberikan solusi kepada pasiennya, kecuali telah melakukan ritual yang mengandung syirik atau solusi yang ditawarkan itu sendiri bermuatan syirik. Dengan begitu berarti kita secara sadar atau tidak, telah bersekongkol dengan mereka untuk melakukan kesyirikan. Bahkan orang yang minta bantuan dukun itu sendiri juga sebagai pelaku kesyirikan.

Misalnya, pasien tersebut diajak ikut serta mengikuti ritual dan di dalamnya ada mantra syirik yang harus dibaca, atau disuruh oleh dukun tersebut untuk melakukan ritual sendiri. Seperti mandi air kembang tujuh rupa atau diruwat untuk menghilangkan sial. Atau “hanya” sekadar beli jimat, rajah dan pusaka 'keramat' untuk dipasang di rumah, kantor, tempat usaha atau di dompet untuk dibawa kemana saja dia pergi. Itulah bentuk kesyirikan yang biasanya dilakukan oleh orang yang minta bantuan dukun. Orang yang telah melakukan tindakan tersebut kalau tidak segera bertaubat pasti akan merugi. Jika mati, niscaya kematiannya merupakan pintu gerbang baginya untuk masuk neraka, na 'udzu billahi.

 

3. Tidak Mengandung Unsur Haram

Sesuatu yang haram adalah momok bagi seorang muslim, kalau berupa makanan, dikhawatirkan dari makanan yang haram tersebut tumbuh menjadi daging. Daging yang tumbuh dari barang haram akan dipanggang di neraka. Doa yang dipanjatkan tidak pernah didengar Allah., "Makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan perutnya dikenyangkan dengan konsumsi haram, maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan. " (HR. Muslim).

Dalam masalah berobat dan mencari kesembuhan juga begitu, kita harus menjauhi hal-hal yang diharamkan. Rasulullah bersabda "Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, dan telah menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian, tapi janganlah berobat dengan suatu yang diharamkan. " (HR. Abu Daud). Pergi ke dukun untuk berobat atau mencari solusi dari permasalahan yang kita hadapi, adalah merupakan upaya yang haram, karena Rasulullah telah melarangnya.

 

4. Jangan Melalaikan Allah

Abu Khuzamah berkata, "Wahai Rasulullah, Apa pendapat Anda tentang ruqyah untuk mengobati penyakit, obat yang kita pakai untuk mengobati penyakit dan ketaqwaan kepada Allah yang kita lakukan. Apakah bisa menolak taqdir Allah (menyembuhkan penyakit)? Beliau menjawab: Itu semua juga merupakan taqdir Allah. " (HR. Tirmidzi).

Tiga ikhtiar yang dihalalkan dalam hadits di atas. Pertama, ruqyah yang sudah dicontohkan Rasulullah adalah upaya pengobatan yang bebas dari kesyirikan, sebagai pengganti dari upaya pengobatan yang mengandung klenik dan mistik. Kedua, pengobatan medis untuk berobat atau berkonsultasi atas kesehatan kita yang terganggu, juga merupakan ikhtiar yang dibolehkan. Ketiga, ketaatan dan ketaqwaan kita kepada Allah juga sarana yang tepat agar doa kita didengar oleh Allah, diberi solusi untuk mengatasi setiap problema, serta diberi rizki yang halal dan berkah.

Ruqyah, berobat medis, bertaqwa adalah ikhtiar yang dibolehkan dan diperintahkan. Kita hanya berusaha dengan usaha yang tidak diharamkan. Adapun penyembuh dan penyelesai dari segala masalah adalah Allah semata.

Ikhtiar harus dilakukan sekuat tenaga. Tetapi tetap harus diperhatikan rambu-rambu Islam, jangan melalaikan Allah atau melanggar syariatnya agar ikhtiar kita berhasil dan tidak sesat.

 
Written by Ghoib Ruqyah Syar'iyyah  

Larangan Meniup Makanan dan Minuman

Larangan Meniup Makanan dan Minuman

Assalamu'alaikum,
Seringkali kita melihat, seorang Ibu ketika menyuapi anaknya makanan
yang masih panas, dia meniup makanannya lalu disuapkan ke anaknya. Bukan
cuma itu, bahkan orang dewasa pun ketika minum teh atau kopi panas,
sering kita lihat, dia meniup minuman panas itu lalu meminumnya.
Benarkan cara demikian?

Cara demikian tidaklah dibenarkan dalam Islam, kita dilarang meniup
makanan atau minuman.

Sebagaimana dalam Hadits Ibnu Abbas menuturkan "Bahwasanya Nabi
Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau
meniupnya". (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Awalnya saya tidak mengetahui hikmahnya, bagi saya pribadi, ketika
datang hadits pada saya mengenai suatu hal, maka semampunya coba saya
lakukan, walaupun saya belum tahu hikmahnya, dan sebenarnya memang tidak
harus tahu.

Begitu juga ketika saya pertama kali mendengar hadits ini, saya hanya
berusaha mengamalkan saja, bahwa kita dilarang meniup makanan atau
minuman, itu juga yang saya lakukan kepada anak saya.

Dan alhamdulillah ketika tadi coba browse ke internet, ternyata dari
salah satu milis kimia di Indonesia, ada yang menjelaskan secara teori
bahwa:
apabila kita hembus napas pada minuman, kita akan mengeluarkan CO2 yaitu
carbon dioxide, yang apabila bercampur dengan air H20, akan menjadi
H2CO3, yaitu sama dengan cuka, menyebabkan minuman itu menjadi acidic.
dan saya ingat juga bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam
menyuruh kita ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung satu
gelas sambil bernapas di dalam gelas, hal ini juga dilarang, ternyata
saya baru tahu sekarang hikmahnya, bahwa ketika kita minum langsung
banyak, maka ada kemungkinan kita akan bernapas di dalam gelas, yang
akan menyebabkan reaksi kimia seperti di atas.

Ulasan yang saya sampaikan, mungkin bukan hikmah keseluruhan, karena
Ilmu Allah tentu lebih luas dari ilmu manusia, bisa jadi itu adalah
salah satu hikmah dari puluhan hikmah lainnya yang belum terungkap oleh
manusia.

Kewajiban kita hanyalah mendengar dan menta'atiNya

Perkara hikmah apa yang ada dalam larangan itu, urusan belakangan.
Yang penting kita sudah mencoba mentaatiNya

Wallahu A'lam

sumber :www.sohanna.multiply.com

Senin, 24 Mei 2010

Kiamat Sudah Dekat

diambil dari : http://www.mail-archive.com/mencintai-islam@yahoogroups.com/msg00483.html

Kiamat Sudah Dekat by dahlia putri

Sejak zaman Nabi Muhammad saw masih hidup, Al-Qur’an mengatakan bahwa kiamat sudah dekat dan akan terjadi sewaktu-waktu. Namun, kini sudah berjalan hampir 1500 tahun, kiamat belum juga terjadi. Apakah kita keliru dalam memahami makna informasi tersebut ?
Kita sebagai orang Islam, pasti tidak akan meragukan sedikitpun kebenaran Al Qur'an sebagai firman Allah. Dan berbagai cara pendekatan dalam memahami Al Qur'an juga menunjukkan bahwa tidak ada kekeliruan sedikitpun di dalam informasi Al Qur'an. Jadi kesimpulannya, agaknya kita harus cermat dalam menginterpretasikan informasi dari kitab suci kita itu.
Di dalam Al Qur’an banyak sekali informasi tentang kejadian kiamat. Termasuk waktu terjadinya. Untuk itu, kita sebaiknya tidak membuat penafsiran secara sepotong-sepotong. Yang baik adalah kita kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, lantas kita pahami secara komprehensif. Di antaranya adalah beberapa ayat di bawah ini, yang bisa kita kelompokkan kedalam 3 bagian, yaitu tentang ‘Kepastian Terjadinya Kiamat’, ‘Terjadi secara Rahasia dan Tiba-Tiba’. Serta ‘Waktunya Sudah Dekat’
QS. Al Mu’min (40) : 59
“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman (mempercayainya).”
QS. Thaahaa (20) : 15
“Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan agar supaya setiap diri dibalas dengan apa yang telah dia usahakan.”
QS. Al Hijr (15) : 85
“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan Bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, . . .”
QS. Muhammad (47): 18
“Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda tandanya...”
QS. An Najm (53) : 57 - 58
“Telah dekat terjadinya kiamat. Tidak ada yang menyatakan terjadinya hari itu kecuali Allah.”
QS. An Nahl (16): 77
“Dan kepunyaan Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
QS. Al A’raaf (7): 187
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuanku tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
Dan masih banyak lagi ayat-ayat tentang kiamat yang bisa kita jumpai di dalam Al-Qur'an. Dari beberapa ayat tersebut marilah kita diskusikan beberapa pemahaman berikut ini.
Kiamat Pasti Datang
Secara ilmiah maupun informasi Al-Qur'an kita mendapatkan kepastian bahwa Kiamat memang bakal terjadi. Tidak ada peluang untuk tidak mempercayai tentang terjadinya Kiamat. Akan tetapi, kita tentu harus paham dulu tentang definisi Kiamat. Secara umum., Kiamat adalah kehancuran dunia kita.
Dalam konteks ilmiah, dunia kita akan mengalami kiamat dua. kali : yaitu kehancuran planet Bumi dan kehancuran Alam Semesta. Ternyata , agama kita pun mengenal dua macam kiamat, yaitu Kiamat Sughra (Kiamat Kecil) dan Kiamat Kubra (Kiamat Besar). Maka, kedua pemahaman itu sebenarnya sudah berjalan seiring. Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa kiamat kecil adalah hancurnya Bumi. Sedangkan Kiamat besar adalah hancurnya alam semesta.
Secara ilmiah, Bumi kita memang diperkirakan akan mengalami kehancurannya. Setidak-tidaknya ada 2 mekanisme yang bisa menyebabkan hancurnya Bumi. Yang pertama. adalah padamnya Matahari dan yang kedua adalah terjadinya tabrakan antara Bumi dengan batu-batu angkasa. Secara ilmiah hal tersebut bisa diperhitungkan dan bisa dijelaskan.
Akan tetapi secara umum, Bumi ini memang dipastikan bakal mengalami kehancuran secara alamiah. Maka jika Bumi mengalami kehancuran yang dahsyat, seluruh kehidupan di permukaannya pun akan ikut punah.
Demikian pula, secara Qur'ani. Allah berkali-kali mengatakan bahwa kiamat pasti akan datang. Tidak perlu ada keraguan tentang datangnya kiamat itu. Bumi akan mengalami kehancuran yang sangat dahsyat dan fatal. Allah masih merahasiakan peristiwa itu, tetapi pasti ia datang!
Rahasia dan Tiba Tiba
Meskipun Allah mengatakan bahwa kiamat bakal terjadi, tetapi menurut Allah terjadinya secara tiba tiba. Sehingga, Dia katakan bahwa kiamat itu menjadi rahasia Allah. Di ayat berbeda Allah menyampaikan bahwa pengetahuan tentang kiamat adalah di sisi Allah.
Tetapi, kalau kita cermati, kalimat itu bukan berarti Allah tidak memberikan pengetahuan tentang Kiamat kepada manusia. Di QS. Al A'raaf : 187 Allah mengatakan bahwa 'kebanyakan' manusia memang tidak mengetahui. Berarti, sebenarnya ada 'sedikit' manusia yang diberitahu oleh Allah tentang informasi kiamat tersebut. Di antaranya para rasul. Hal itu difirmankan Allah di dalam Al Qur'an.
QS. Zukhruf (43) : 61
“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberitahukan pengetahuan tentang hari Kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang Kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.”
Maka, dari berbagai ayat tersebut kita mendapatkan pemahaman bahwa pengetahuan tentang Kiamat itu memang berasal dari Allah saja. Tidak ada seorang pun yang tahu secara persis, kecuali orang-orang yang dekat denganNya. Akan tetapi, secara umum Allah berkenan menunjukkan tanda-tandanya kepada umat manusia.
Dan secara ilmiah, manusia lantas menangkap 'tanda-tanda' itu untuk diformulasikan sebagai pengetahuan empirik tentang kiamat. Maka, manusia boleh saja melakukan rekonstruksi terhadap peristiwa kiamat itu. Tetapi, semua kebenarannya tetap, berada di Genggaman Allah semata.
Kiamat Sudah Dekat
Dari sekian banyak firmanNya, Allah memberikan tanda-tanda kepada kita bahwa Kiamat itu sebenarnya sudah dekat. Akan tetapi, sebagaimana saya kemukakan di depan, bahwa sejak zaman Nabi Muhammad saw. ternyata kiamat itu belum juga terjadi. Maka, agaknya kita perlu melakukan rekonstruksi terhadap berita-berita Al Qur'an itu, dengan berdasarkan pada tanda-tanda yang diberikan Allah kepada kita lewat berbagai ayatNya. Baik yang ada di alam semesta maupun yang berada di dalam Al Qur'an. Untuk itu sebelumnya saya merasa perlu untuk mengajak pembaca memahami tentang, ‘Waktu’.